PERTEMUAN
1
PENGERTIAN REPORTASE MEDIA CETAK
1. Pengertian Dasar
DI DALAM “Kamus Bahasa
Indonesia Lengkap” disebutkan reportase adalah melaporkan jalannya peristiwa
atau kejadian (lihat Drs. Soeharso, Dra. Ana Retnoningsih, Kamus Bahasa Indonesia
Lengkap, Grand Media Pustaka, 2007).
Sedangkan media cetak adalah
media massa atau penerbitan pers yang dicetak
seperti surat
kabar, majalah, poster, pamflet, iklan, dan lain-lain (lihat – Kurniawan
Junaedhie, Ensiklopedi Pers Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, 1991).
Dengan demikian, secara
sederhana “Reportase Media Cetak” dapat diartikan sebagai pelaporan jalannya
peristiwa atau kejadian oleh media massa atau
media pers cetak, baik itu surat
kabar atau pun majalah. Peristiwa atau kejadian yang dimaksud adalah suatu
peristiwa atau kejadian yang memiliki nilai berita untuk diinformasikan,
dipublikasikan atau diberitakan, kepada masyarakat.
Kerja yang dilakukan media massa atau media pers,
seperti melaporkan peristiwa atau kejadian yang memiliki nilai berita itu kepada
masyarakat (publik) sejak awal kemunculannya hingga kini disebut sebagai kerja
jurnalistik. Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih dalam tentang apa yang
dimaksud dengan kerja jurnalistik itu tentulah harus diketahui serta dipahami
terlebih dulu tentang apa arti dari jurnalistik tersebut.
Apa yang dimaksudkan dengan jurnalistik?
Menurut Dja’far H. Assegaff (1983), jurnalistik merupakan kegiatan untuk
menyampaikan pesan/berita kepada khalayak ramai (massa), melalui saluran media, baik media
cetak maupun media elektronik.
Pelaporan peristiwa atau
penyampaian berita kepada massa
(publik) oleh media pers cetak itu bukanlah sesuatu yang mudah dan sederhana.
Peristiwa atau berita itu tidak begitu saja datang ke ruang kerja media pers. Ada
proses, teknik dan mekanisme atau prosedur, bagaimana memperoleh dan membawa
peristiwa atau berita itu ke ruang kerja media pers, dan kemudian
menyampaikannya ke massa (publik).
Peristiwa atau kejadian yang
diperoleh itu tidak begitu serta merta dengan mudah disampaikan kepada massa (publik), akan
tetapi haruslah terlebih dahulu melalui proses pengkajian tentang layak atau
tidaknya untuk diberitakan (dimuat).
Proses, teknik dan mekanisme
dalam memperoleh, membawa dan kemudian menyampaikan peristiwa atau berita itu
ke massa
(publik) melibatkan semua pekerja pers yang disebut dengan wartawan atau
jurnalis, dalam kapasitas fungsional atau status jabatannya masing-masing,
yakni reporter, redaktur sampai pemimpin redaksi.
Dari serangkaian pemahaman itu
maka dapat disimpulkan secara lebih lengkap dan jelas bahwa “Reportase Media
Cetak” merupakan proses, teknik, dan mekanisme kerja jurnalistik terutama yang
berkaitan dengan teknik, proses serta mekanisme pengisian atau pemuatan karya-karya
jurnalistik di dalam media cetak. Karya-karya jurnalistik yang dimaksud adalah
berita, baik itu berita langsung (straight news) maupun berita panjang
(reportase/laporan).
2. Fungsi
Pers
PENYAMPAIAN informasi atau
berita ke masyarakat (publik) oleh media cetak atau media pers itu merupakan
fungsi yang dimiliki oleh pers.
Pers atau bidang kerja
jurnalistik pada dasarnya mempunyai fungsi sebagai:
1. Pemberi
informasi.
2. Pemberi
hiburan.
3. Pemberi
kontrol (alat kontrol sosial)
4. Pendidik
masyarakat.
Pemberi
informasi – Fungsi utama pers adalah pemberi informasi atau
menyiarkan informasi kepada pembaca (publik). Informasi yang disajikan melalui
karya-karya jurnalistik, seperti berita (straight news), feature, reportase dan
lainnya, memang sesuatu yang sangat diharapkan publik pembaca, ketika membaca,
membeli dan berlangganan media pers. Informasi yang disampaikan pun beragam
jenisnya. Tidak hanya sebatas informasi yang berkaitan dengan suatu peristiwa,
tetapi juga bersifat ide, gagasan-gagasan, pendapat atau pikiran-pikiran orang
lain yang memang layak untuk disampaikan ke publik pembaca.
Pemberi
hiburan – Media pers juga punya fungsi untuk menghibur publik
pembaca. Menghibur dalam kaitan meredakan atau melemaskan ketegangan-ketegangan
pikiran karena kesibukan aktivitas kehidupan. Jadi, informasi yang disajikan
media pers tidak hanya berita-berita serius atau berita-berita berat (hard
news), tapi juga berita-berita atau karya jurnalistik lainnya yang mampu
membuat pembaca tersenyum, dan melemaskan otot-otot pikirannya. Karya-karya
menghibur itu bias ditemukan dalam bentuk karya fiksi, seperti cerpen, cerita
bersambung, cerita bergambar, karikatur, gambar-gambar kartun, bahkan juga
tulisan-tulisan yang bersifat human interest.
Pemberi
kontrol (alat kontrol sosial) – Fungsi pemberi kontrol atau
sebagai alat kontrol sosial merupakan fungsi penting yang dimiliki pers.
Sebagai media penyampai informasi, media pers tidak hanya sebatas menyampaikan
atau memberikan informasi yang berkaitan dengan suatu peristiwa, akan tetapi
berkewajiban juga menyampaikan gagasan-gagasan maupun pendapat yang berkaitan
dengan kepentingan masyarakat luas. Bila ada suatu kebijakan, baik dari
pemerintah maupun lembaga-lembaga tertentu, yang dipandang tidak sesuai atau
berlawanan dengan kepentingan masyarakat, media pers punya kewajiban untuk
mengingatkan. Cara mengingatkannya dilakukan melalui tulisan di tajuk rencana
maupun karya jurnalistik lainnya.
Pendidik
masyarakat – Fungsi sebagai pendidik masyarakat ini juga merupakan
fungsi penting yang disandang media pers. Dalam pengertian yang luas, pers
berkewajiban mendidik masyarakat pembacanya dengan memberikan beragam
pengetahuan yang bisa bermanfaat bagi peningkatan nilai kehidupan.
Sajian-sajian karya jurnalistiknya haruslah mencerahkan dan memberikan tambahan
pengetahuan serta wawasan yang luas, sehingga masyarakat memperoleh pemahaman
atau pengertian baru tentang kehidupan yang lebih maju dibanding sebelumnya.
3. Peran
Pers
DENGAN fungsi-fungsinya itu
pers memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap masyarakat. Melalui
pengaruhnya, pers (media cetak dan media elektronik) dapat membawa dan
menyampaikan pesan-pesan maupun gagasan-gagasan (dikemas dalam karya
jurnalistik) yang membangun dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Demikian pula dalam pembangunan
di bidang sosial-budaya, atau bentuk-bentuk kehidupan di dalam masyarakat,
misalnya dalam mewujudkan terjadinya perubahan sosial atau peralihan masyarakat
tradisional ke masyarakat modern, pers dengan pengaruhnya dapat mempercepat
proses perubahan sosial maupun peralihan itu.
Pers melalui karya-karya
jurnalistik yang disajikannya mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam
menciptakan suatu sikap pembaharuan dalam perilaku dan tatanan sosial serta
sikap budaya masyarakat. Khususnya dalam memperbaharui pola pikir masyarakat
yang tradisional ke pola pikir modern.
Berdasar pada fungsi dan
peranannya yang besar itu, Wilbur Schramm (1982), menyebut pers sebagai “Agen
Pembaharu”.
Sebagai agen pembaharu, pers
dapat memainkan perannya yang besar dalam proses perubahan sosial yang
berlangsung dalam suatu masyarakat atau suatu bangsa. Melalui
informasi-informasi sebagai hasil kerja jurnalistik yang disajikan kepada
masyarakat pembaca (publik), pers dapat merangsang proses pengambilan keputusan
di dalam masyarakat, serta membantu mempercepat proses peralihan masyarakat
yang semula berpikir tradisional ke alam pikiran dan sikap masyarakat modern.
Menurut Wilbur Schramm, ada sembilan peranan
pers yang sangat membantu terwujudnya proses perubahan di kalangan masyarakat.
Sembilan peranan per situ meliputi:
1. Pers
dapat memperluas cakrawala pemikiran.
2. Dapat
memusatkan perhatian.
3. Mampu
menumbuhkan aspirasi.
4. Mampu
menciptakan suasana membangun.
5. Mampu
mengembangkan dialog tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah
politik.
6. Mampu
mengenalkan norma-norma social.
7. Mampu
menumbuhkan selera.
8. Mampu
merubah sikap yang lemah menjadi sikap yang lebih kuat.
9. Mampu
sebagai pendidik.
(Lihat – Drs. Eduard Depari, Dr. Colin
MacAndrews (ed.), Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan, Gadjah
Mada University Press, 1982).
Melihat pada apa yang telah
dikerjakan pers selama ini, dalam kaitan menyampaikan berbagai informasi serta
gagasan-gagasan mengenai pembangunan kepada masyarakat, terlihat jelas bahwa
fungsi dan peranan pers dalam perubahan sosial di tengah masyarakat tidak dapat
diingkari.
Pers atau kerja jurnalistik
telah memberikan sumbangan yang besar dan amat berharga dalam merubah sikap
pandang dan perilaku masyarakat untuk tanggap serta menerima kehadiran
teknologi-teknologi baru.
Melalui berbagai karya jurnalistik
atau informasi-informasi yang disajikan, pers akhirnya mampu mempengaruhi,
merangsang serta menggerakkan masyarakat untuk turut serta terlibat secara
aktif dalam beragam gerak dan aktivitas pembangunan di segala sektor.
Pers telah mencoba menempuh
berbagai cara untuk ‘masuk lebih jauh’ ke berbagai ragam persoalan kehidupan
masyarakat, baik di kota
maupun pedesaan. Misalnya, di bidang kesehatan, pers sudah demikian gencar
menginformasikan tentang perlunya menjaga kesehatan, menjaga kebersihan dan menghindari
penyakit.
Demikian pula di bidang
pembangunan hukum, pers tidak pernah berhenti memberitahukan kepada masyarakat
tentang bagaimana menghindari kejahatan, bagaimana menghadapi tindak
kriminalitas, bagaimana tentang hak
maupun kewajiban seseorang di depan hukum, serta tentang ajakan perlunya
melawan korupsi.
Bahkan, di dalam pembangunan
sektor keagamaan pun, pers memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis.
Pers dapat dijadikan sarana dakwah yantg efektif, demi pengembangan dan
keberhasilan syiar agama, misalnya syiar agama Islam.
Jadi, pers dapat dijadikan
sebagai suatu ‘kekuatan besar’ dalam mempengaruhi, merubah perilaku, dan
menggerakkan masyarakat. Terutama dalam menggerakkan masyarakat untuk melakukan
tindakan-tindakann yang positif dan bermanfaat bagi kehidupannya. Sebaliknya
juga, pers bias ‘diselewengkan’ untuk menggerakkan masyarakat melakukan
tindakan-tindakan yang bersifat destruktif, negatif atau tindakan-tindakan
tidak bermanfaat lainnya.
4.
Isi
Surat Kabar
KERJA
jurnalistik selalu dikaitkan dengan pengertian aktivitas pengisian media pers,
seperti surat
kabar, majalah dan lainnya. Isian media pers itu adalah karya jurnalistik.
Akan tetapi tidak semua isian media
cetak atau media pers, seperti surat
kabar, majalah dan lainnya itu berupa karya jurnalistik. Karena selain karya
jurnalistik, media cetak atau media pers juga diisi dengan karya-karya
non-jurnalistik.
Ragam karya jurnalistik di media
cetak seperti surat
kabar, maja;ah dan lainnya meliputi:
1. Berita
(straight news).
2. Feature.
3. Reportase
(berita panjang/mendalam).
4. Tajuk
Rencana.
5. Kolom.
6. Artikel.
7. Karya
foto (foto jurnalistik).
Selain itu, di dalam ‘keluarga
besar’ karya jurnalistik itu masih terdapat juga isian yang disebut: pojok dan
karikatur, serta surat
pembaca. Meski pun ada juga yang mengelompokkan ‘surat pembaca’ bukan termasuk dalam keluarga
besar karya jurnalistik.
Berita –
Berita, menurut Willian S Maulsby, adalah merupakan suatu penuturan secara
benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru
terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca suratkabar yang memuat
berita tersebut.
Sedangkan Dja’faqr H Assegaf
dalam bukunya “Jurnalistik Masa Kini” menyatakan, berita dalam arti
jurnalistik adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih
oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian
pembaca entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya,
entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor,
emosi, dan ketegangan. (Selengkapnya lihat materi pertemuan kedua “Berita
dan Tajuk Rencana”).
Feature –
Feature memiliki batasan arti atau definisi yang beragam. Para
ahli komunikasi atau pakar pers mempunyai pengertian-pengertian tersendiri,
walau pada dasarnya sama menuju kea rah satu pemahaman. Bila di-Indonesia-kan,
maka feature dapat diartikan sebagai berita kisah atau karangan khas.
Kenapa disebut berita kisah?
Jawabannya sederhana saja, karena bentuk tulisan ini lebih banyak menekankan
pada unsur ‘kisah’ dari suatu obyek penulisan. Disebut karangan khas, karena
feature memiliki sifat khusus, yakni memberikan hiburan di samping informasi.
Reportase –
Reportase merupakan karya jurnalistik yang berisi laporan tentang suatu
peristiwa, keadaan dan sebagainya atas dasar observasi langsung. Reportase
cenderung ditulis panjang, detail dan mendalam. Bahkan seringkali reportase
dibuat secara bersambung.
Tajuk Rencana –
Tajuk Rencana merupakan pernyataan dan tanggapan dari media per situ sendiri
mengenai fakta dan opini yang ada dan sedang berkembang di tengah-tengah
masyarakat.
Lyle Spencer dalam buku Editorial
Writing mengemukakan, tajuk rencana adalah pernyataan mengenao fakta dan
opini secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan bertujuan
untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita
yang menonjol, sehingga bagi kebanyakan pembaca suratkabar akan menyimak
pentingnya arti berita yang diajukan tadi.
Kolom –
Kolom masuk dalam keluarga esei. Di dalam Ensilokpedi Pers Indonesia (Kurniawan
Junaedhie, Gramedia, 1991) disebutkan, esei merupakan karangan atau tulisan
dalam bentuk prosa yang tidak amat panjang, membicarakan suatu pokok persoalan.
Esei dibagi menjadi dua jenis,
yakni esei formal dan esei informal. Esei formal lazim disebut artikel atau
risalah. Sedangkan kolom termasuk dalam jenis esei informal yang lebih bersifat
pribadi.
Artikel –
Artikel secara singkat dapat diartikan sebagai suatu tulisan yang bermaksud
menyampaikan gagasan dan fakta. Tujuannya untuk menggugah, meyakinkan,
mengajarkan dan juga menghibur.
Karena merupakan wujud dari
gagasan atau ide dan pemikiran-pemikiran yang disampaikan oleh penulisnya, maka
opini atau pendapat pribadi si penulis sangat berperan di dalam artikel.
Foto Jurnalistik – Foto
jurnalistik adalah foto-foto yang mempunyai nilai berita atau informasi. Selain
mempunyai nilai berita, foto-foto jurnalistik juga mengandung nilai-nilai
artistik dan menghibur.
Untuk memahami dan mengetahui
lebih jauh dan lebih jelas tentang proses, teknik, dan mekanisme kerja
jurnalistik terutama yang berkaitan dengan teknik, proses serta mekanisme
pengisian atau pemuatan karya-karya jurnalistik di dalam media cetak, maka materi-materi
dari Reportase Media Cetak yang dipelajari meliputi: Pengertian reportase media
cetak, Profesi kewartawanan dan Kerja keredaksian, Jenis-jenis peliputan
berita, Rapat redaksi dan penentuan
sumber berita, Sumber berita primer dan sekunder, Teknik dan Proses
pencarian berita, Wawancara Jurnalistik, Mengolah berita (straight news), Mengolah
berita panjang (laporan/reportase), Me-recheck kebenaran berita, serta memahami
tanggung jawab penulisan berita,
Memahami nilai berita, dan unsur-unsur nilai berita, Editor dan redaktur dalam
pengolahan berita, dan Editing dan publikasi berita.
(sutirman
eka ardhana)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus