KISI-KISI SOAL UAS
SEMESTER GENAP TA 2012/2013
MATA KULIAH : REPORTASE MEDIA CETAK
KPI FAK DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN KALIJAGA
1. Baca
ulang dan cermati tentang hal-hal yang harus diperhatikan ketika akan menulis
berita. Setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan ketika akan menulis
suatu berita atau menginformasikan suatu peristiwa kepada publik melalui media
pers.
Keempat
hal itu meliputi:
I.
Apakah peristiwa atau informasi yang akan
dijadikan berita itu sudah mengandung unsur 5 W dan 1 H. Unsur 5 W dan 1 H itu adalah What, Who, When, Where,
Why dan How. Perlu diingat apabila kehilangan satu unsure saja dari 5 W + 1 H
itu, maka berita tersebut tidak memiliki nilai informasi yang layak
diinformasikan kepada khalayak.
II. Berita
harus ditulis dengan sistem atau struktur “Piramida Terbalik”. Secara mudahnya,
dalam sistem Piramida Terbalik, bagian terpenting harus berada di bagian atas,
sedang bagian yang tidak terlalu penting berada di bawah.
III. Harus
dilihat (untuk berita) apakah berita atau informasi itu sudah mengandung fakta
mutakhir (terbaru), atau belum.
IV. Apakah
berita atau informasi berita itu memiliki unsur-unsur layak berita atau tidak.
Unsur-unsur layak berita itu meliputi: termasa (baru), jarak, penting,
keluarbiasaan (keanehan), manusiawi (nasib manusia), drama (dramatis), konflik,
prominence (menonjol, populer), kemajuan-kemunduran dan akibat.
2. Baca
ulang pula tentang perihal anatomi berita. Sebelum mengetahui sistem Piramida
Terbalik, terlebih dulu haruslah diketahui tentang anatomi berita.
Anatomi
berita meliputi.
(1).
Judul Berita.
(2).
Dateline (baris tanggal/kota).
(3).
Teras berita (lead).
(4).
Tubuh berita.
(5).
Penutup.
3. Baca
lagi lebih cermat tentang sistem “Piramida Terbalik” dalam penulisan berita.
Dalam sistem “Piramida Terbalik”, bagian terpenting harus diletakkan pada
bagian atas, dan bagian tidak penting berada di bagian bawah.
Bagian
yang terpenting, menarik dan menonjol diletakkan pada teras atau lead berita.
Kemudian pada tubuh berita, baru seluruh kelengkapan peristiwa dijelaskan
secara berurutan dari fakta ke fakta. Sedang pada bagian penutup, baru
dimasukkan bagian-bagian yang sifatnya pelengkap atau sampingan.
4. Baca
dan cermati tentang unsur akibat dalam unsur-unsur layak berita.
Unsur
akibat artinya peristiwa itu apabila diberitakan atau diinformasikan akan
menarik publik (pembaca), karena pembaca
merasa ada akibat yang akan dirasakan dari peristiwa yang diinformasikan
tersebut.
5. Baca
dan simak lagi tentang hal utama yang harus diperhatikan ketika akan menulis
feature.
Hal
utama yang harus diperhatikan ketika akan menulis feature adalah seberapa
banyak, seberapa lengkap, seberapa besar dan seberapa jelas serta seberapa
rinci data informasi yang dimiliki. Hal ini penting, karena feature memiliki
sifat membawa fakta lebih rinci, dan menerangkan serta memperjelas persoalan
dengan tidak terburu-buru.
6. Baca
dan simak juga tentang 10 hal yang harus diketahui tentang feature. Paling
tidak ada 10 hal yang harus diketahui ketika akan menulis feature.
(1).
Faktual
Feature ditulis berdasarkan fakta. Feature
menceritakan kenyataan yang ada di dalam masyarakat.
(2).
Menerangkan masalah.
Feature menerangkan masalah dengan
mengungkapkan jawaban unsur Why dan How, secara lebih rinci.
(3).
Tidak paksakan opini.
Penafsiran harus menyertakan fakra-fakta
pendukungnya. Sedang interpretasi yang dikemukakan harus didukung argument yang
jelas.
(4).
Tidak terikat struktur Piramida Terbalik.
Struktur yang digunakan bebas.
(5).
Tidak selalu terikat dengan rumus 5 W + 1 H.
Tidak semua jenis feature perlu menjawab
atau menjelaskan 5 W + 1 H. Ada
jenis feature yang bisa mengabaikan salah satu dari 5 W + 1 H itu. Misalnya,
feature yang mengajarkan cara menanam bunga, tidak perlu menjawan unsur Who.
(6).
Tidak terikat waktu.
Kebanyakan jenis feature tidak terikat
dengan waktu, kecuali news feature.
(7).
Lead harus aktraktif.
Lead atau paragraf pertama feature
mengutamakan uraian yang aktraktif.
(8).
Memperhatikan estetika bahasa.
Feature
sangat memperhatikan estetika bahsa. Bahasa yang digunakan harus bahasa yang
populer dan mudah dicerna.
(9).
Menggunakan angle tunggal.
Feature hanya memilih satu sudut pandang
(angle) saja. Sudut pandang lain, untuk masalah yang sama, bisa digunakan untuk
penulisan feature lainnya sja.
(10).
Sempitkan lingkup persoalannya.
7. Simak
lagi tentang lead atau intro (teras) dalam penulisan laporan utama (laput)
maupun laporan khusus (lapsus).
Lead
(teras) laput maupun lapsus haruslah mengandung kekuatan ‘daya stroom’ atau
daya tarik yang kuat bagi pembaca. Kalimat atau rangkaian kata-kata dalam lead
haruslah mampu membius, mengikat, dan memukau, kemudian merangsang
keingintahuan pembaca untuk mengikuti laput atau lapsus tersebut sampai
selesai.
8. Baca
ulang tentang lead Laput maupun lapsus.
Lead
(teras) dari laporan utama (laput) maupun laporan khusus (lapsus) bisa
berbentuk tujuh hal, yakni:
1. Gambaran
suasana;
2. Kilas
balik;
3. Mengingatkan
kembali;
4. Prediksi
ke depan;
5. Pertanyaan
dari suatu permasalahan;
6. Kumpulan
fakta-fakta;
7. Peristiwa
yang menyentuh.
9. Baca
ulang tentang hal-hal yang mengharuskan dilakukannya editing.
Ada sejumlah hal yang
mengharuskan dilakukannya editing terhadap suatu naskah atau tulisan
jurnalistik. Tapi yang sering dilakukan adalah dikarenakan enam (6) hal utama,
yakni:
1. Karena
teknik penulisan atau struktur berita yang tidak benar.
2. Karena
kalimat, bahasa dan gaya
bahasa yang salah.
3. Karena
terlalu cenderung berorientasi atau berpihak kepada kepentingan sumber berita,
bukan kepada pembaca (nilai obyektifitasnya rendah).
4. Karena
punya kecenderungan melanggar Kode Etik Jurnalistik atau peraturan
perundang-undangan (hokum).
5. Karena
kurangnya keakuratan berita.
6. Karena
keterbatasan kolom atau space halaman.
10. Baca
ulang juga tentang sifat-sifat khusus bahasa jurnalistik.
Bahasa
jurnalistik memiliki sifat-sifat yang khusus. Sifat-sifat khusus itu terlihat
jelas pada bahasa yang digunakan sesuai dengan karakteristik cara kerja pers,
yaitu: jelas, lugas, logis, singkat padat, sederhana, menarik, baik, dan benar. (SEA)