TAJUK
RENCANA
Suara
Hati Media Pers
TAJUK RENCANA merupakan pernyataan dan
tanggapan dari media pers mengenai fakta dan opini yang ada dan sedang
berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Dalam buku Editorial Writing,Lyle Spencer mengemukakan, tajuk rencana adalah
pernyataan mengenai fakta dan opini secara singkat, logis, menarik ditinjau
dari segi penulisan dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan
interpretasi terhadap suatu berita yang menonjol, sehingga bagi kebanyakan
pembaca surat kabar akan menyimak pentingnya arti berita yang diajukan tadi.
Jadi, tajuk rencana pada dasarnya
merupakan 'suara hati' dari surat kabar atau media pers bersangkutan. Karena
merupakan 'suara hati' yang berisi pendapat dan sikap media pers itu sendiri,
maka penulisnya haruslah 'orang-orang terpercaya' atau redaktur-redaktur
berkualitas.
Biasanya penulis tajuk rencana adalah
pemimpin redaksi atau wakilnya. Tetapi tidak sedikit media pers yang
mempercayakan penulisan tajuk rencananya kepada redaktur-redaktur senior yang
memiliki wawasan luas.
Fungsi
atau Tujuan
Apa fungsi atau tujuan tajuk rencana?
Menurut William Pinkerton dari Harvard
University, tajuk rencana atau editorial mempunyai empat fungsi utama (tujuan).
Hal yang sama dikemukakan oleh Dja'far H. Assegaf dalam bukunya Jurnalistik Masa Kini. Baik William
Pinkerton maupun Dja'far H Assegaf sama-sama mengatakan, keempat fungsi utama
itu meliputi: menjelaskan berita (Explaining
the News), menjelaskan latar belakang (Filling
in Background), meramalkan masa depan (Forecasting
the Future), dan menyampaikan pertimbangan moral (Passing Moral Judgmen).
Fungsi menjelaskan berita, artinya
penulis tajuk rencana bertindak sebagai seorang guru yang menjelaskan sesuatu
peristiwa atau berita. Penjelasan itu dimaksudkan agar pembaca mengetahui apa
sesungguhnya yang diinginkan dari isi berita tersebut.
Fungsi menjelaskan latar belakang,
artinya tajuk rencana memberikan kaitan sesuatu berita dengan
kenyataan-kenyataan sosial lainnya. Penulis tajuk rencana melengkapi berita
tersebut dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
Fungsi meramalkan masa depan, artinya
penulis tajuk rencana menjadi futuris dengan analisanya mencoba memberikan
ramalan apa yang akan terjadi. Dengan demikian masyarakat akan dapat
mempersiapkan diri dalam menghadapi persoalan yang diramalkan akan muncul di
masa depan.
Sedangkan fungsi menyampaikan
pertimbangan moral, artinya penulis tajuk rencana memberikan penilaian dan
sikapnya atas sesuatu peristiwa. Dalam penilaian ini penulis tajuk rencana
harus mampu tampil untuk mewakili apa yang sesungguhnya ada dalam hati nurani
masyarakat.
Jenis-jenis
Tajuk Rencana
Tentang jenis atau bentuk tajuk
rencana, Dja'far H. Assegaf membaginya dalam delapan sifat.
Pertama, yang bersifat memberikan
informasi semata. Tajuk rencana semacam ini hanya sekadar memberikan informasi
tanpa menyebutkan secara jelas bagaimana sikapnya terhadap kebijakan dalam
berita tersebut.
Kedua, yang bersifat menjelaskan.
Tajuk rencana ini hampir serupa dengan interpretasi yang memberikan penjelasan
kepada suatu peristiwa atau berita.
Ketiga, bersifat memberikan
argumentasi. Tajuk rencana seperti ini bersifat analitis dan kemudian memberikan
argumentasi mengapa sampai terjadi sesuatu hal dan apa akibatnya.
Keempat, bersifar menjurukan timbulnya
aksi. Tajuk rencana ini mendorong timbulnya aksi dari masyarakat. Artinya,
penulis tajuk rencana ingin menjuruskan suatu tindakan secara cepat dari
masyarakat.
Kelima, bersifat jihad. Tajuk rencana
yang bersifat jihad ini biasanya ditulis secara berturut-turut dengan
melontarkan sikap atau pandangan yang tegas dan jelas terhadap sesuatu masalah.
Misalnya, bagaimana mengantisipasi judi, pelacuran, kejahatan, dan sebagainya.
Keenam, bersifat membujuk. Tajuk
rencana ini dengan cara dan gaya yang halus berusaha membujuk masyarakat untuk
mengambil tindakan atau membentuk pendapat umum.
Ketujuh, bersifat memuji. Tajuk
rencana seperti ini menekankan pada pujian atas suatu prestasi yang terjadi di
masyarakat.
Kedelapan, bersifat menghibur. Tajuk
rencana ini lebih banyak bercerita tentang human
interest story.
Langkah
Penting
Sekarang, apa saja yang harus
dilakukan oleh penulis tajuk rencana atau editorial? Konferensi para penulis
editorial tahun 1974 di Amerika Serikat menegaskan, tugas utama para penulis
tajuk rencana adalah memberikan informasi dan bimbingan ke arah demokrasi yang
sesungguhnya. Untuk itu para penulis tajuk rencana diharuskan senantiasa
memiliki integritas diri dan integritas profesinya.
Konferensi penulis editorial itu juga
merekomendasikan sejumlah langkah penting atau petunjuk yang harus dilakukan
oleh penulis tajuk rencana atau editorial.
Pertama, penulis editorial (tajuk
rencana) harus menyajikan fakta-fakta yang jujur dan tuntas. Editorial yang
tidak benar adalah tidak jujur dan tidak bernilai. Dia tidak boleh salah
membimbing pembacanya, tidak boleh mengacaukan situasi, atau tidak boleh menempatkan
seseorang dari sudut pandang yang salah.
Kedua, penulis editorial (tajuk
rencana) harus mengambil kesimpulan obyektif dari fakta-fakta yang disajikan,
berdasarkan bobot bukti dan berdasarkan konsep yang menurutnya bagus.
Ketiga, penulis editorial (tajuk
rencana) tidak dibenarkan terpengaruh oleh kepentingan pribadi atau
memanfaatkan pengaruhnya untuk kepentingan pribadi atau orang lain. Dia harus
mempertahankan hal-hal di atas sendiri dari kemungkinan penyelewengan, apa pun
sumbernya.
Keempat, penulis editorial (tajuk
rencana) harus menyadari dirinya tidak sempurna. Oleh karena itu, sejauh masih
di dalam kekuasaannya, dia harus menyuarakan kepada mereka yang setuju
dengannya di dalam kolom surat pembaca atau dengan alat-alat lainnya.
Kelima, penulis editorial (tajuk
rencana) secara teratur harus mengulas kesimpulannya sendiri dalam kaitannya
dengan informasi yang dapat diperolehnya. Dia harus mengoreksi kesimpulan
tersebut dan menemukannya atas dasar kesalahpahaman sebelumnya.
Keenam, penulis editorial (tajuk
rencana) harus punya keberanian yang teguh dan filosofi hidup demokrasi. Dia
tidak boleh menulis atau menerbitkan apa pun yang bertentangan dengan hati nurani.
Banyak halaman editorial merupakan produk pikiran orang banyak, tetapi pertimbangan
kolektif yang bagus dapat dicapai lewat pertimbangan individual. Oleh sebab
itu, opini individual yang mendalam harus dihormati.
Ketujuh, penulis editorial (tajuk rencana)
harus membantu temannya dalam konteks kesetiaan terhadap integritas takaran
profesionalisme yang tinggi. Reputasinya adalah reputasi mereka dan reputasi
mereka adalah miliknya. (William L. Rivers, Bryce Mc Intyre, Alison Work, Editorial, Remaja Rosdakarya, 1994). ***
(Sutirman Eka Ardhana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar