KISI-KISI UAS FOTOGRAFI JURNALISTIK 2015
1. Di
dalam kerja jurnalistik dikenal ada enam sifat foto jurnalistik (foto berita).
Keenam sifat yang dimiliki foto jurnalistik itu, meliputi: mudah dibuat,
akurat, universal, visual, kompak dan selalu aktual.
2. Mudah
dibuat – Teknologi fotografi yang terus berkembang dari masa ke masa,
membuat proses pembuatan foto menjadi sesuatu yang mudah. Terlebih dengan
teknologi digital, sebuah karya foto sekarang sudah bisa dibuat hanya dalam
hitungan menit.
Akurat – Dalam bentuk aslinya (bukan rekayasa), foto selalu akurat, dan tidak bisa berbohong. Selembar foto merekam suatu peristiwa secara apa adanya.
Universal – Bahasa foto adalah bahasa yang universal. Bahasa yang bisa diterima dan dipahami oleh manusia di belahan dunia mana pun. Secara visual, selembar foto akan menginformasikan suatu berita atau peristiwa, dengan bahasa yang akan dimengerti oleh bangsa atau etnis apa pun.
Visual – Bahasa foto adalah bahasa visual. Bahasa visual, bahasa yang bisa dimengerti dan dipahami oleh siapa pun. Artinya, bahasa visual yang disampaikan selembar foto akan bisa ‘dibaca’, dimengerti dan dipahami oleh orang yang bisa membaca sampai ke orang yang tidak bisa membaca sekali pun.
Kompak – Ketika suatu peristiwa terekam di dalam berbagai lembar foto secara berurutan, urutan foto-foto itu tetap menyampaikan informasinya secara kompak. Informasi yang disampaikan foto-foto secara berurutan itu akan semakin memperjelas pengertian dan pemahaman orang yang melihatnya. Karena informasi itu hadir secara kompak, berurutan dan teratur.
Selalu aktual – Foto memiliki nilai informasi yang selalu aktual. Artinya, nilai informasi dan daya pesona yang dimiliki selembar foto akan senantiasa aktual atau ‘baru’ sampai kapan pun. Berbeda dengan nilai informasi dan daya pesona suatu berita (berita tulis) yang memiliki batas waktu tertentu, nilai informasi dan daya pesona foto memiliki batas waktu yang panjang.
Akurat – Dalam bentuk aslinya (bukan rekayasa), foto selalu akurat, dan tidak bisa berbohong. Selembar foto merekam suatu peristiwa secara apa adanya.
Universal – Bahasa foto adalah bahasa yang universal. Bahasa yang bisa diterima dan dipahami oleh manusia di belahan dunia mana pun. Secara visual, selembar foto akan menginformasikan suatu berita atau peristiwa, dengan bahasa yang akan dimengerti oleh bangsa atau etnis apa pun.
Visual – Bahasa foto adalah bahasa visual. Bahasa visual, bahasa yang bisa dimengerti dan dipahami oleh siapa pun. Artinya, bahasa visual yang disampaikan selembar foto akan bisa ‘dibaca’, dimengerti dan dipahami oleh orang yang bisa membaca sampai ke orang yang tidak bisa membaca sekali pun.
Kompak – Ketika suatu peristiwa terekam di dalam berbagai lembar foto secara berurutan, urutan foto-foto itu tetap menyampaikan informasinya secara kompak. Informasi yang disampaikan foto-foto secara berurutan itu akan semakin memperjelas pengertian dan pemahaman orang yang melihatnya. Karena informasi itu hadir secara kompak, berurutan dan teratur.
Selalu aktual – Foto memiliki nilai informasi yang selalu aktual. Artinya, nilai informasi dan daya pesona yang dimiliki selembar foto akan senantiasa aktual atau ‘baru’ sampai kapan pun. Berbeda dengan nilai informasi dan daya pesona suatu berita (berita tulis) yang memiliki batas waktu tertentu, nilai informasi dan daya pesona foto memiliki batas waktu yang panjang.
3.
Di dalam kerja jurnalistik selama ini, dikenal
ada tujuh jenis atau ragam foto jurnalistik. Ketujuh jenis foto jurnalistik itu
meliputi: foto berita (spot news), foto human interest, foto essay, foto
cerita, foto humor, foto feature, dan foto olahraga.
4.
Foto berita (spot news) – Foto berita
adalah suatu foto yang menyajikan atau menyampaikan informasi mengenai satu
peristiwa yang berdiri sendiri. Misalnya, foto tentang tabrakan di jalan rata
atau kecelakaan lalulintas, dengan cepat dipahami bahwa telah terjadi suatu
peristiwa tabrakan atau kecelakaan. Informasinya akan menjadi lebih jelas
dengan tambahan keterangan pada keterangan gambarnya.
5. Foto human interest
adalah foto yang menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan daya tarik manusiawi,
atau foto yang berbicara tentang masalah-masalah kemanusiaan dan
kemasyarakatan. Foto human interest adalah foto yang mampu menggugah
emosi kemanusiaan kita yang melihatnya.
Foto human interest memiliki daya tarik yang berbeda dengan
foto-foto jurnalistik
lainnya.
Daya tariknya meliputi:
1.
Mampu bercerita mengenai keadaan manusia, dengan pesonanya.
2.
Mampu bercerita atau berkisah banyak dibanding berlembar-lembar
halaman
tulisan.
3.
Mampu menggugah emosi atau memiliki kemampuan untuk
4.
mempengaruhi perasaan dan pikiran (mampu mengembangkan
imajinasi).
5.
Foto cerita – Foto cerita memiliki
kesamaan dengan foto essay. Hanya bedanya, foto cerita yang hadir secara
berangkai, tidak menghadirkan suatu informasi yang harus dibahas, dianalisa,
dikaji atau diperdebatkan oleh pembaca yang melihatnya. Foto cerita hanya
menyampaikan informasi secara apa adanya. Dan, foto cerita harus selalu
faktual.
6.
Foto feature – Foto feature adalah foto
tunggal yang tidak sekadar memiliki nilai informasi, tapi juga menyampaikan
suatu gagasan berharga pada orang yang melihatnya. Sekalipun hadir
tunggal, foto feature bisa menghadirkan beragam penafsiran. Misalnya, foto
tentang seseorang yang baru bebas dari menjalani hukuman di LP. Ekspresi orang
yang baru bebas dari LP itu bisa dijadikan foto feature yang menarik.
7.
KOMPOSISI
adalah penempatan posisi objek pada bidang pemotretan, sehingga menjadi pusat
perhatian. Dengan demikian, komposisi menuntun mata kita menuju titik perhatian
yang menyatukan objek foto secara keseluruhan.
• KOMPOSISI secara sederhana dapat diartikan sebagai cara menata elemen-elemen atau unsur-unsur dalam gambar. Elemen-elemen itu meliputi sudut pemotretan, sepertiga bagian, pola, garis, warna, bingkai, latar belakang, dan latar depan.
• KOMPOSISI secara sederhana dapat diartikan sebagai cara menata elemen-elemen atau unsur-unsur dalam gambar. Elemen-elemen itu meliputi sudut pemotretan, sepertiga bagian, pola, garis, warna, bingkai, latar belakang, dan latar depan.
8.
Sepertiga
bagian merupakan salah satu unsur dalam komposisi.
Dalam fotografi, suatu bidang di dalam pandangan kamera dibagi menjadi sembilan bagian yang sama. Komposisi yang baik adalah bila objek ditempatkan pada duapertiga bagian bidang tersebut. Sedang sepertiga bidang lainnya dikosongkan.
Dalam fotografi, suatu bidang di dalam pandangan kamera dibagi menjadi sembilan bagian yang sama. Komposisi yang baik adalah bila objek ditempatkan pada duapertiga bagian bidang tersebut. Sedang sepertiga bidang lainnya dikosongkan.
9.
Garis
juga merupakan salah satu unsur komposisi.
Dalam pemotretan di luar ruangan (alam bebas), garis menjadi pusat perhatian objek foto. Objek pemotretan yang bisa digunakan sebagai elemen garis antara lain pagar, pohon, garis atap rumah, jalanan dan lain-lainnya.
Elemen garis pada komposisi, sebaiknya diletakkan pada sepertiga bagian bidang pemotretan. Dan, elemen garis dapat membuat keseluruhan komposisi menjadi lebih dinamis, seimbang atau mendukung objek foto.
Dalam pemotretan di luar ruangan (alam bebas), garis menjadi pusat perhatian objek foto. Objek pemotretan yang bisa digunakan sebagai elemen garis antara lain pagar, pohon, garis atap rumah, jalanan dan lain-lainnya.
Elemen garis pada komposisi, sebaiknya diletakkan pada sepertiga bagian bidang pemotretan. Dan, elemen garis dapat membuat keseluruhan komposisi menjadi lebih dinamis, seimbang atau mendukung objek foto.
10.
Warna
juga merupakan salah satu unsur komposisi.
Warna merupakan kekuatan foto. Melalui warna, mata akan mudah menangkap sesuatu pesan yang disampaikan oleh foto itu. Warna juga menciptakan kesan tertentu.
Warna cerah atau terang, seperti merah dan kuning, akan menarik perhatian orang dan memberikan kesan kegembiraan, semangat dan keberanian. Warna putih mengesankan kelembutan, kesucian dan kasih sayang. Warna-warna muda seperti pink, biru muda dan toska, memberikan kesan kelembutan dan ketenangan.
Untuk menjadi kekuatan foto, maka rencanakan perpaduan warna seluruh unsur-unsur pemotretan, baik objek maupun latar belakang atau latar depan, khususnya dalam pemotretan profil, busana (fashion), properti dan latar belakang.
Warna merupakan kekuatan foto. Melalui warna, mata akan mudah menangkap sesuatu pesan yang disampaikan oleh foto itu. Warna juga menciptakan kesan tertentu.
Warna cerah atau terang, seperti merah dan kuning, akan menarik perhatian orang dan memberikan kesan kegembiraan, semangat dan keberanian. Warna putih mengesankan kelembutan, kesucian dan kasih sayang. Warna-warna muda seperti pink, biru muda dan toska, memberikan kesan kelembutan dan ketenangan.
Untuk menjadi kekuatan foto, maka rencanakan perpaduan warna seluruh unsur-unsur pemotretan, baik objek maupun latar belakang atau latar depan, khususnya dalam pemotretan profil, busana (fashion), properti dan latar belakang.
(SEA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar