KISI-KISI
FOTOGRAFI JURNALISTIK 2015
1. Sejarah perjalanan fotografi tidak
bisa dilepaskan dari peran seorang ilmuiwan Arab yang bernama Al-Hazen. Pada
abad ke-10, Al-Hazen sudah mengutarakan penemuannya mengenai tehnik
fotografi yang sederhana, yakni melihat gerhana matahari melalui media
ruangan gelap yang di dalamnya terdapat lubang kecil (pinhole).
Pernyataan atau penjelasan Al-Hazen itu kemudian dikembangkan secara lebih
nyata lagi oleh seorang ahli fisika dan mate,matika berkebangsaan Belanda,
Reinerus Gemma-Frisius (1544), seorang ahli fisika dan matematika berkebangsaan
Belanda. Apa yang dikemukakan Al-Hazen dan dikembangkan oleh Reinerus
Gemma-Frisius itu kemudian terwujud di dalam kamera yang disebut obscura.
2.
Sejarah perjalanan dan perkembangan
fotografi berikutnya antaralain: dibuatnya kamera metal yang pertama oleh
Fiedrich Voigtlander pada tahun 1840, kemudian di tahun 1884 seorang ilmuwan
Amerika, George Eastman, menemukan film fotografi yang menggunakan seluloid,
yakni bahan ’plastik’ pertama buatan manusia. Seluloid ini pertama kali
ditemukan oleh Alexander Parkes, seorang ahli kimia Inggris, di tahun
1856. Keberhasilan Eastman tidak berhenti disitu. Tahun 1891, bersama
mitra kerjanya Hannibal Goodwin, ia telah memperkaya dunia fotografi lagi
dengan memperkenalkan satu rol film yang dimasukkan ke dalam kamera dan
digunakan pada siang hari. Sebelum itu, pada bulan Junmi 1888 Eastman telah
memperkenalkan pula kamera berukuran kecil, yang disebutnya kotak ”Kodak”.
Kamera Kodak temuan Eastman di masa itu, merupakan peralatan fotografi yang
luar biasa. Kamera ini memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak terdapat pada
peralatan sebelumnya.
3. Peran karya fotografi
di dalam jurnalistik tidak hanya sebatas bisa menjadi ‘penyampai atau pemberi
informasi’, tapi juga bisa sebagai ‘mempercantik wajah’ media itu sendiri.
4. Bagi media pers, baik surat kabar maupun
majalah, berita tulis dan berita foto (foto jurnalistik) mempunyai peran dan
kekuatan yang sama. Berita tulis menyampaikan informasi dalam deskripsi verbal,
sementara berita foto menyampaikan dalam deskripsi visual.
5. Di dalam kerja jurnalistik dikenal ada enam
sifat foto jurnalistik. Keenam sifat yang dimiliki foto jurnalistik itu,
meliputi: mudah dibuat, akurat, universal, visual, kompak, dan selalu aktual.
6. Foto memiliki
nilai informasi yang selalu aktual. Artinya, ni;ai informasi dan daya
pesona yang dimiliki selembar foto akan senantiasa aktual atau ‘baru’ sampai
kapanpun. Berbeda dengan nilai informasi dan daya pesona suatu berita (berita
tulis) yang memiliki batas waktu tertentu, nilai informasi dan daya pesona foto
memiliki batas waktu yang panjang.
7. Di dalam kerja jurnalistik selama ini dikenal
ada tujuh jenis atau ragam foto jurnalistik. Ketujuh jenis foto jurnalistik itu
meliputi: foto berita (spot news), foto human interest, foto esai, foto cerita,
foto humar, foto feature, dan foto olahraga. Khusus untuk foto
esai –
adalah foto yang menghadirkan sejumlah aspek dari suatu masalah yang
bisa menjadi bahan pembahasan, bahan analisa atau bahan kajian. Foto esai bisa
hadir secara tunggal, atau secara berangkai. Misalnya, foto tentang kehidupan
anak jalanan, foto siswa sekolah menengah di dalam komplek pelacuran, dll.
Sedang foto cerita –
adalah foto yang memiliki kesamaan dengan foto esai. Hanya bedanya, foto cerita
yang hadir secara berangkai, tidak menghadirkan suatu informasi yang harus
dibahas, dianalisa, dikaji atau diperdebatkan oleh pembaca yang melihatnya.
Foto cerita hanya menyampaikan informasi secara apa adanya. Dan, foto cerita
harus selalu faktual.
8. Foto human interest adalah foto yang menyajikan
hal-hal yang berkaitan dengan daya tarik manusiawi, atau foto yang berbicara
tentang masalah-masalah kemanusiaan dan kemasyarakatan. Dengan kata lain, foto
human interest adalah foto yang mampu menggugah emosi kemanusiaan kita yang
melihatnya.
9. Foto feature adalah foto tunggal yang tidak
sekadar memiliki nilai informasi, tapi juga menyampaikan suatu gagasan berharga
pada orang yang melihatnya. Sekalipun hadir tunggal, foto feature bisa
menghadirkan beragam penafsiran.
10. Meski memiliki kedekatan, tetapi ada perbedaan
antara foto feature dan foto human interest. Perbedaannya, foto human interest
hanya bicara atau menyampaikan tentang kehidupan manusia, sedang foto feature
menampilkan semua warna kehidupan yang ada, dan tidak sebatas soal manusia. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar