Jumat, 28 Juni 2013

KISI-KISI SOAL UAS REPORTASE MEDIA CETAK



            KISI-KISI SOAL UAS
SEMESTER GENAP TA 2012/2013
            MATA KULIAH : REPORTASE MEDIA CETAK
KPI FAK DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN KALIJAGA



1.      Baca ulang dan cermati tentang hal-hal yang harus diperhatikan ketika akan menulis berita. Setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan ketika akan menulis suatu berita atau menginformasikan suatu peristiwa kepada publik melalui media pers.
Keempat hal itu meliputi:
I.        Apakah peristiwa atau informasi yang akan dijadikan berita itu sudah mengandung unsur 5 W dan 1 H. Unsur  5 W dan 1 H itu adalah What, Who, When, Where, Why dan How. Perlu diingat apabila kehilangan satu unsure saja dari 5 W + 1 H itu, maka berita tersebut tidak memiliki nilai informasi yang layak diinformasikan kepada khalayak.
II.     Berita harus ditulis dengan sistem atau struktur “Piramida Terbalik”. Secara mudahnya, dalam sistem Piramida Terbalik, bagian terpenting harus berada di bagian atas, sedang bagian yang tidak terlalu penting berada di bawah.
III.   Harus dilihat (untuk berita) apakah berita atau informasi itu sudah mengandung fakta mutakhir (terbaru), atau belum.
IV.  Apakah berita atau informasi berita itu memiliki unsur-unsur layak berita atau tidak. Unsur-unsur layak berita itu meliputi: termasa (baru), jarak, penting, keluarbiasaan (keanehan), manusiawi (nasib manusia), drama (dramatis), konflik, prominence (menonjol, populer), kemajuan-kemunduran dan akibat.

2.      Baca ulang pula tentang perihal anatomi berita. Sebelum mengetahui sistem Piramida Terbalik, terlebih dulu haruslah diketahui tentang anatomi berita.
Anatomi berita meliputi.
(1). Judul Berita.
(2). Dateline (baris tanggal/kota).
(3). Teras berita (lead).
(4). Tubuh berita.
(5). Penutup.
      
3.      Baca lagi lebih cermat tentang sistem “Piramida Terbalik” dalam penulisan berita. Dalam sistem “Piramida Terbalik”, bagian terpenting harus diletakkan pada bagian atas, dan bagian tidak penting berada di bagian bawah.
Bagian yang terpenting, menarik dan menonjol diletakkan pada teras atau lead berita. Kemudian pada tubuh berita, baru seluruh kelengkapan peristiwa dijelaskan secara berurutan dari fakta ke fakta. Sedang pada bagian penutup, baru dimasukkan bagian-bagian yang sifatnya pelengkap atau sampingan.

4.      Baca dan cermati tentang unsur akibat dalam unsur-unsur layak berita.
Unsur akibat artinya peristiwa itu apabila diberitakan atau diinformasikan akan menarik  publik (pembaca), karena pembaca merasa ada akibat yang akan dirasakan dari peristiwa yang diinformasikan tersebut.

5.      Baca dan simak lagi tentang hal utama yang harus diperhatikan ketika akan menulis feature.
Hal utama yang harus diperhatikan ketika akan menulis feature adalah seberapa banyak, seberapa lengkap, seberapa besar dan seberapa jelas serta seberapa rinci data informasi yang dimiliki. Hal ini penting, karena feature memiliki sifat membawa fakta lebih rinci, dan menerangkan serta memperjelas persoalan dengan tidak terburu-buru.

6.      Baca dan simak juga tentang 10 hal yang harus diketahui tentang feature. Paling tidak ada 10 hal yang harus diketahui ketika akan menulis feature.
(1). Faktual
      Feature ditulis berdasarkan fakta. Feature menceritakan kenyataan yang ada di dalam masyarakat.
(2). Menerangkan masalah.
      Feature menerangkan masalah dengan mengungkapkan jawaban unsur Why dan How, secara lebih rinci.
(3). Tidak paksakan opini.
      Penafsiran harus menyertakan fakra-fakta pendukungnya. Sedang interpretasi yang dikemukakan harus didukung argument yang jelas.
(4). Tidak terikat struktur Piramida Terbalik.
      Struktur yang digunakan bebas.
(5). Tidak selalu terikat dengan rumus 5 W + 1 H.
      Tidak semua jenis feature perlu menjawab atau menjelaskan 5 W + 1 H. Ada jenis feature yang bisa mengabaikan salah satu dari 5 W + 1 H itu. Misalnya, feature yang mengajarkan cara menanam bunga, tidak perlu menjawan unsur Who.
(6). Tidak terikat waktu.
      Kebanyakan jenis feature tidak terikat dengan waktu, kecuali news feature.
(7). Lead harus aktraktif.
      Lead atau paragraf pertama feature mengutamakan uraian yang aktraktif.
(8). Memperhatikan estetika bahasa.
Feature sangat memperhatikan estetika bahsa. Bahasa yang digunakan harus bahasa yang populer dan mudah dicerna.
(9). Menggunakan angle tunggal.
      Feature hanya memilih satu sudut pandang (angle) saja. Sudut pandang lain, untuk masalah yang sama, bisa digunakan untuk penulisan feature lainnya sja.
(10). Sempitkan lingkup persoalannya.

7.      Simak lagi tentang lead atau intro (teras) dalam penulisan laporan utama (laput) maupun laporan khusus (lapsus).
Lead (teras) laput maupun lapsus haruslah mengandung kekuatan ‘daya stroom’ atau daya tarik yang kuat bagi pembaca. Kalimat atau rangkaian kata-kata dalam lead haruslah mampu membius, mengikat, dan memukau, kemudian merangsang keingintahuan pembaca untuk mengikuti laput atau lapsus tersebut sampai selesai.

8.      Baca ulang tentang lead Laput maupun lapsus.
Lead (teras) dari laporan utama (laput) maupun laporan khusus (lapsus) bisa berbentuk tujuh hal, yakni:
1.      Gambaran suasana;
2.      Kilas balik;
3.      Mengingatkan kembali;
4.      Prediksi ke depan;
5.      Pertanyaan dari suatu permasalahan;
6.      Kumpulan fakta-fakta;
7.      Peristiwa yang menyentuh.

9.      Baca ulang tentang hal-hal yang mengharuskan dilakukannya editing.
Ada sejumlah hal yang mengharuskan dilakukannya editing terhadap suatu naskah atau tulisan jurnalistik. Tapi yang sering dilakukan adalah dikarenakan enam (6) hal utama, yakni:
1.      Karena teknik penulisan atau struktur berita yang tidak benar.
2.      Karena kalimat, bahasa dan gaya bahasa yang salah.
3.      Karena terlalu cenderung berorientasi atau berpihak kepada kepentingan sumber berita, bukan kepada pembaca (nilai obyektifitasnya rendah).
4.      Karena punya kecenderungan melanggar Kode Etik Jurnalistik atau peraturan perundang-undangan (hokum).
5.      Karena kurangnya keakuratan berita.
6.      Karena keterbatasan kolom atau space halaman.

10.  Baca ulang juga tentang sifat-sifat khusus bahasa jurnalistik.
Bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat yang khusus. Sifat-sifat khusus itu terlihat jelas pada bahasa yang digunakan sesuai dengan karakteristik cara kerja pers, yaitu: jelas, lugas, logis, singkat padat, sederhana, menarik, baik, dan benar.  (SEA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar