Pertemuan ke-3:
MENGENAL
FOTOGRAFI JURNALISTIK
DALAM
kerja jurnalistik, fotografi memiliki peran yang penting dan besar. Suatu
informasi atau berita di dalam kerja jurnalistik tidak hanya disampaikan
melalui berita tulis atau ‘rangkaian kata-kata’, tetapi juga melalui foto yang
merupakan karya dari kerja fotografi. Karena itu di dalam kerja jurnalistik
dikenal istilah “berita tulis” dan “berita foto” atau “foto jurnalistik”.
Tidak
hanya sebatas itu. Peran karya fotografi di dalam jurnalistik tidak hanya
sebatas bisa menjadi ‘penyampai atau pemberi informasi’, tapi juga bisa sebagai
‘mempercantik wajah’ media itu sendiri. Coba Anda bayangkan, suatu surat kabar,
tabloid dan majalah (majalah berita, hiburan, gaya hidup, dan lainnya) yang
tidak ada satu foto pun. Bagaimana kesan Anda? Informasi berita di media pers
itu pasti terasa hambar. Tidak ada daya pesonanya. Tidak ada daya tariknya.
Bagi
media pers, baik surat kabar maupun majalah, berita tulis dan berita foto (foto
jurnalistik) mempunyai peran dan kekuatan yang sama. Berita tulis menyampaikan
informasi dalam deskripsi verbal, sementara berita foto menyampaikan dalam
deskripsi visual.
Sifat-sifat Foto Jurnalistik
Di
dalam kerja jurnalistik dikenal ada enam sifat foto jurnalistik (foto berita).
Keenam sifat yang dimiliki foto jurnalistik itu, meliputi: mudah dibuat,
akurat, universal, visual, kompak dan selalu aktual.
Mudah dibuat – Teknologi fotografi yang
terus berkembang dari masa ke masa, membuat proses pembuatan foto menjadi
sesuatu yang mudah. Terlebih dengan teknologi digital, sebuah karya foto
sekarang sudah bisa dibuat hanya dalam hitungan menit.
Akurat – Dalam bentuk aslinya (bukan
rekayasa), foto selalu akurat, dan tidak bisa berbohong. Selembar foto merekam
suatu peristiwa secara apa adanya.
Universal – Bahasa foto adalah bahasa
yang universal. Bahasa yang bisa diterima dan dipahami oleh manusia di belahan
dunia mana pun. Secara visual, selembar foto akan menginformasikan suatu berita
atau peristiwa, dengan bahasa yang akan dimengerti oleh bangsa atau etnis apa
pun.
Visual – Bahasa foto adalah bahasa
visual. Bahasa visual, bahasa yang bisa dimengerti dan dipahami oleh siapa pun.
Artinya, bahasa visual yang disampaikan selembar foto akan bisa ‘dibaca’,
dimengerti dan dipahami oleh orang yang bisa membaca sampai ke orang yang tidak
bisa membaca sekali pun.
Kompak – Ketika suatu peristiwa terekam
di dalam berbagai lembar foto secara berurutan, urutan foto-foto itu tetap
menyampaikan informasinya secara kompak. Informasi yang disampaikan foto-foto
secara berurutan itu akan semakin memperjelas pengertian dan pemahaman orang
yang melihatnya. Karena informasi itu hadir secara kompak, berurutan dan
teratur.
Selalu aktual – Foto memiliki nilai
informasi yang selalu aktual. Artinya, nilai informasi dan daya pesona yang
dimiliki selembar foto akan senantiasa aktual atau ‘baru’ sampai kapan pun.
Berbeda dengan nilai informasi dan daya pesona suatu berita (berita tulis) yang
memiliki batas waktu tertentu, nilai informasi dan daya pesona foto memiliki
batas waktu yang panjang.
Nilai-nilai
Foto Jurnalistik
Di
dalam kerja jurnalistik, nilai suatu foto jurnalistik ditentukan oleh beberapa
unsur yang ada:
1.
Aktualitas.
2.
Berhubungan dengan berita.
3.
Kejadian luar biasa.
4.
Promosi.
5.
Kepentingan.
6.
Human Interest.
7.
Universal.
Aktualitas
Karya foto tersebut harus
memiliki nilai-nilai aktualitas. Khusus foto berita, nilai aktualitasnya
terletak pada nilai informasi terbaru atau terkini yang dimilikinya. Nilai
aktualitas adalah sesuatu yang dicari pembaca suratkabar atau media pers
lainnya. Publik atau pembaca pasti akan lebih memilih informasi terbaru atau
terkini, daripada informasi yang sudah terjadi beberapa waktu sebelumnya.
Berhubungan
dengan berita atau artikel
Karya foto tersebut harus memiliki hubungan
atau keterkaitan informasi dengan berita atau artikel (tulisan). Untuk berita
langsung atau straith news, fotonya juga harus peristiwa terkini dari berita
yang juga terkini tersebut. Untuk artikel-artikel jurnalistik lainnya, seperti
feature atau berita kisah, maupun laporan, foto yang dimaksudkan untuk
melengkapi tulisan tersebut haruslah menyesuaikan dengan isi tulisannya.
Fotonya bisa saja peristiwa terbaru, maupun yang sudah terjadi beberapa tahun
sebelumnya (lama).
Kejadian luar biasa
Karya foto itu memiliki nilai yang luar biasa.
Objek maupun informasi yang disampaikan foto itu memiliki nilai keluarbiasaan.
Promosi
Karya foto itu memiliki
nilai promosi, yaitu kemampuan menarik perhatian orang yang melihatnya, untuk
tertarik pada objek yang ditampilkan di dalam foto tersebut.
Kepentingan
Karya foto itu memiliki
nilai kepentingan, yaitu kepentingan untuk menyampaikan suatu informasi dengan
tujuan agar informasi tentang sesuatu itu diketahui oleh publik atau masyarakat
luas.
Human Interest
Karya foto itu memiliki nilai-nilai yang
berkaitan dengan rasa kemanusiaan setiap orang yang melihatnya. Persoalan human
interest adalah persoalan yang mudah atau cepat mempengaruhi atau menarik rasa
simpati.
Universal
Karya foto itu memiliki
nilai universal, yaitu mampu dan mudah dipahami oleh siapa pun yang melihatnya.
Artinya, untuk memahami atau mengerti tentang informasi yang disampaikan foto
tersebut, seseorang tidak akan terkendala dengan kemampuan berbahasa apa pun.
Dalam proses perolehannya, foto jurnalistik
terbagi dalam dua kategori.
1. Foto-foto yang diperoleh secara
insidential (tidak direncanakan), seperti foto
berita (sport news). Misalnya: foto-foto bencana seperti gempa bumi,
banjir, kebakaran, kemudian kecelakaan
lalulintas, kerusuhan, dll.
2. Foto-foto yang direncanakan, seperti
foto yang mendukung suatu artikel/tulisan, foto feature, foto human
interest, foto essay.
Jenis Foto Jurnalistik
Di dalam kerja jurnalistik selama ini, dikenal
ada tujuh jenis atau ragam foto jurnalistik. Ketujuh jenis foto jurnalistik itu
meliputi: foto berita (spot news), foto human interest, foto essay, foto cerita, foto humor, foto feature, dan
foto olahraga.
Foto
berita (spot news) – Foto berita adalah suatu foto yang
menyajikan atau menyampaikan informasi mengenai satu peristiwa yang berdiri
sendiri. Misalnya, foto tentang tabrakan di jalan rata atau kecelakaan
lalulintas, dengan cepat dipahami bahwa telah terjadi suatu peristiwa tabrakan
atau kecelakaan. Informasinya akan menjadi lebih jelas dengan tambahan
keterangan pada keterangan gambarnya.
Pemenang kategori Foto Berita (Spot News) Word Press Photo 2014 Judul Foto: Typhoon Survivors Fotografer: Philippe Lopez (Perancis)
Keterangan: Korban Topan Haiyan di Tolosa, Filipina, sedang mengikuti prosesi keagamaan di antara reruntuhan puing bangunan. Bencana alam yang terjadi pada November 2013 ini menelan korban jiwa lebih dari 8.000 orang dan mengakibatkan empat juta penduduk kehilangan tempat tinggal.
Foto
human interest – Foto human interest adalah foto yang
menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan daya tarik manusiawi, atau foto yang
berbicara tentang masalah-masalah kemanusiaan dan kemasyarakatan. Dengan kata
lain, foto human interest adalah foto yang mampu menggugah emosi kemanusiaan
kita yang melihatnya.
Keceriaan anak-anak di desa. (Ft: landscapealbum.blogspot.com)
Foto
essay (Esai) – Foto essay adalah foto yang
menghadirkan sejumlah aspek dari suatu masalah yang bisa menjadi bahan
pembahasan, bahan analisa atau bahan kajian. Foto essay bisa hadir secara
tunggal, atau secara berangkai. Misalnya, foto tentang kehidupan anak jalanan,
foto siswa sekolah menengah di dalam komplek pelacuran, dll.
Foto
cerita – Foto cerita memiliki kesamaan dengan foto essay.
Hanya bedanya, foto cerita yang hadir secara berangkai, tidak menghadirkan
suatu informasi yang harus dibahas, dianalisa, dikaji atau diperdebatkan oleh
pembaca yang melihatnya. Foto cerita hanya menyampaikan informasi secara apa
adanya. Dan, foto cerita harus selalu faktual.
Foto
humor – Foto humor adalah foto yang memiliki unsur
kelucuan. Tapi unsur kelucuan yang hadir adalah kelucuan yang berkualitas,
bukan kelucuan yang melecehkan atau merendahkan martabat dan kehormatan orang
lain.
Polisi mengayuh becak. (ft: net)
Foto
feature – Foto feature adalah foto tunggal yang tidak
sekadar memiliki nilai informasi, tapi juga menyampaikan suatu gagasan berharga
pada orang yang melihatnya. Sekalipun
hadir tunggal, foto feature bisa menghadirkan beragam penafsiran. Misalnya,
foto tentang seseorang yang baru bebas dari menjalani hukuman di LP. Ekspresi
orang yang baru bebas dari LP itu bisa dijadikan foto feature yang menarik.
Balap bebek di Bentisan, Sukomarto, Jumo, Temanggung. (Ft: Anis Efizudin/Antarafoto)
Foto
olahraga – Foto olahraga adalah foto yang khusus menyajikan
informasi tentang peristiwa olahraga. Foto olahraga harus memberikan tekanan
pada gerak atau aksi (aktion), tapi juga ekspresi.
Pemenang Kategori Sport Action (olah raga) Word Press Photo 2014
Judul Foto: Polo Fall . Fotografer: Emiliano Lasalvia (Argentina)
Keterangan: Atlet polo, Pablo Mac Donough, terjatuh dari kuda tunggangannya ketika bertanding di kejuaraan Argentine Polo Open di Buenos Aires, Argentina, 1 Desember 2013.
Secara
umum selama ini memang dikenal tujug jenis foto jurnalistik. Tapi World Press
Photo (WPP), suatu organisasi nirlaba yang memberikan perhatian terhadap
fotografi jurnalistik dunia yang berpusat di Belanda membagi foto jurnalistik
dalam beberapa kategori. Meliputi: foto berita hangat (spot news), foto berita
umum (general news), foto portret (porttraits), foto peristiwa alam (nature),
foto isu kontemporer (comtemporary issues), foto orang dalam isu (people in the
news), foto berita Iptek (sience and technology), foto seni dan budaya (arts
and culture), foto berita kehidupan keseharian (daily life) dan foto berita
olah raga (sports action).
(Sutirman Eka Ardhana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar